Buku dan membaca
Membaca Buku Karena Sesal
Pada Jumat pagi, dua minggu silam, aku berberat hati menulis di buku harianku bahwa sehari sebelumnya, hari Kamis, aku tidak membaca buku sama sekali. Sehari tanpa membaca buku ini ternyata membangkitkan sesalku yang sudah lama senyap.
Sudah berlangsung tiga tahun lebih rasanya aku selalu melewatkan setiap hari dengan membaca setidaknya lima halaman buku. Laku itu sudah jadi ibadahku tiap bangun, menjelang tidur, dan waktu-waktu senggang di antaranya.
Keasyikan
Pada Kamis itu aku keasyikan mengeksekusi proyekku. Semenjak bangun, kepalaku ingin langsung memuntahkan ide-idenya yang tertahan selama aku tidur. Makanya, seharian itu aku berjibaku dengan laptop, melakukan beberapa kali uji coba, dan fokus pada satu hal saja.
Aku khusyuk mengerjakan proyekku hingga energiku ternyata sudah susut ketika tiba waktu tidur. Saat itu, aku sudah tak berdaya untuk sekadar buka buku. Mataku lelah dan aku langsung tertidur pulas. Hari itu lewat tanpa selembar halaman kubaca.