Buku dan membaca

Membaca Buku Karena Sesal

Menggali dorongan membaca.

Tjahaja
3 min readSep 8, 2024

--

Photo by Kenny Eliason on Unsplash

Pada Jumat pagi, dua minggu silam, aku berberat hati menulis di buku harianku bahwa sehari sebelumnya, hari Kamis, aku tidak membaca buku sama sekali. Sehari tanpa membaca buku ini ternyata membangkitkan sesalku yang sudah lama senyap.

Sudah berlangsung tiga tahun lebih rasanya aku selalu melewatkan setiap hari dengan membaca setidaknya lima halaman buku. Laku itu sudah jadi ibadahku tiap bangun, menjelang tidur, dan waktu-waktu senggang di antaranya.

Keasyikan

Pada Kamis itu aku keasyikan mengeksekusi proyekku. Semenjak bangun, kepalaku ingin langsung memuntahkan ide-idenya yang tertahan selama aku tidur. Makanya, seharian itu aku berjibaku dengan laptop, melakukan beberapa kali uji coba, dan fokus pada satu hal saja.

Aku khusyuk mengerjakan proyekku hingga energiku ternyata sudah susut ketika tiba waktu tidur. Saat itu, aku sudah tak berdaya untuk sekadar buka buku. Mataku lelah dan aku langsung tertidur pulas. Hari itu lewat tanpa selembar halaman kubaca.

Photo by Jan Kahánek on Unsplash

--

--

Tjahaja

Indonesian translator. Translating from: English, Indonesian, Javanese, Dutch, and Greek. Translating to: Indonesian, Javanese, and English.